Pages

Selasa, 01 November 2011

Sejumlah Aksi Demo Warnai Peringatan Sumpah Pemuda

dikutip dari: http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/3317

--

28 Oktober 2011 16:40:29 0

Penulis : Rep-guh

Bandung – Aksi demo dari berbagai kelompok, mewarnai peringatan hari sumpah pemuda di Bandung. Sementara Wapres Boediono menghadiri peringatan hari sumpah pemuda di stasion Siliwangi (28/10), HMI Bandung mencoba untuk mendekat.

Namun karena penjagaan ketat dari TNI dan Polri, aksi yang diikuti sekitar 20 pemuda itu hanya sampai di jalan Riau sekitar rumah makan De’Palm.

Mereka menyerukan kondisi pemerintahan yang telah gagal dibawah kepemimpinan SBY-Boediono. Sementara dua aksi demo terjadi di depan Gedung Sate Bandung.

Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jawa Barat melakukan aksi berkaitan hari sumpah pemuda sekaligus menolak rencana pengesahan RUU BPJS di Jakarta, hari ini.

Mereka mengancam akan menarik dana jaminan hari tua dari Jamsostek jika RUU BPJS disahkan oleh DPR RI.

Kelompok aksi lain adalah dari para buruh dengan isu menolak pekerja outsourching di perusahaan yang ada di Jawa Barat.

Nanang Kordinator Aksi menyatakan selain menolak pekerja kontrak, aksi juga dilakukan untuk meminta agar upah yang akan ditetapkan tahun 2012 sesuai dengan KHL.

“Kami menolak upah murah bagi pekerja,” ujarnya.

HMI lakukan aksi saat Sumpah Pemuda

dikutip dari: http://www.pjtv.co.id/berita/detail/politik/1394/hmi-lakukan-aksi-saat-sumpah-pemuda.html

--

Jum'at, 28 Oktober 2011 15:47 WIB | Dibaca 53 kali

Bandung-Pada hari Sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28-10-2011,Hmi(himpunan mahasiswa Islam cabang bandung menggelar aksi nya di depan gedung sate,Bandung.Dalam aksi itu HMi menuntut supaya agar meningkatkan kesehjatraan rakyat serta menegakkan supremasi hukum di Indonesia.

Menurut ketua HMI cabang Bandung mengatakan bahwa kepemimpinan SBY dalam menjalankan roda roda pemerintahan,banyak sekali permasalahan yang terjadi di negeri ini,yang tidak mampu diselesaikan dengan tuntas.

Sementara dari segi ekonomi,SBY telah gagal memeberantas kemiskinan dan lebih memilih menggantungkan kepada para invenstor.meski dari statistik yang diril pemerintah menunjukan angka kemiskinan semakin membaik tetapi dalam kenyataan nya kemiskinan semakin meningkat.

HMI juga menjelaskan bahwa dari segi hukum dan HAM pun SBY telah gagal melaksanakan janji nya yaitu memberantas korupsi di negeri ini,sementara kasus century pun masih tetap[ menggantung tak jelas permasalahan nya.Oleh karena itu HMI dengan tegas dan memaksa agar rezim SBY-Boediono turun dari jabatan nya sebagai kepala negara dan wakil Negara Indonesia.Yogi/ro/pjtv 2011



HMI lakukan aksi saat Sumpah Pemuda

Senin, 17 Oktober 2011

The 3rd Edition of BUMI


coming really soon!
on October 20th.

Mencari Jiwa









Sebuah film dokumenter yang didedikasikan untuk kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) agar dapat menemukan kembali identitasnya.

Sejarah HMI Bagaimana Memahaminya?



Membicarakan HMI, sebagai sebuah masyarakat mahasiswa dengan basis keagamaan dan kebangsaan, memang tak akan bisa terlepas dari membicarakan individu kader yang terlibat dalam aktifitas di organisasi ini serta perjalanan sejarah yang menyertainya. Keberadaan individu kader yang direkrut melalui Latihan Kader I (LK I) pada suatu periode tertentu akan memberikan warna dan dinamika tersendiri yang khas bagi organisasi. Seberapa besar kualitas dan kuantitas kader di periode tersebut tentu memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada kinerja dan citra HMI.

Sejak didirikan oleh Lafran Pane dan kawan-kawannya tanggal 5 Februari 1947, HMI telah membuktikan diri mampu menorehkan sejarahnya sendiri untuk bisa eksis sampai saat ini. Tentunya, banyak sekali dinamika yang telah dialami untuk melewatkan umur yang lebih dari setengah abad tersebut. Ada masa-masa di mana perjuangan yang dilakukan HMI tergambar begitu heroik serta penuh pengorbanan, dan ada juga saat-saat di mana HMI kondisinya tak lebih dari sekedar tempat kongkow-kongkow kader yang merasa penat setelah mengikuti kuliah.

Ada periode sejarah di mana tingkat kualitas intelektual kader sampai melahirkan cendekiawan muslim kaliber nasional, dan ada juga periode sejarah di mana HMI hanya dihuni oleh kader yang intelektualitasnya cuma mampu dipakai berdebat melawan rekan se-komisariat atau cabang.

Lalu bagaimana caranya agar kader HMI yang baru akan memasuki atau sudah lama terlibat aktif dalam masyarakat HMI mempunyai cara pandang yang benar tentang apa itu HMI? Dan bagaimana seharusnya memahami sejarahnya?

Catatan berikut ini mudah-mudahan mampu memberikan sedikit gambaran tentang bagaimana seharusnya kader memahami organisasi dan sejarah. Sehingga diharapkan keanggotaaannya yang diperoleh melalui LK I yang diselenggarakan, tak hanya untuk sekedar mendengar cerita romantis tentang masa lalu HMI, tapi lebih pada bagaimana seharusnya memahami sifat dan watak dari sejarah itu sendiri. Dengan pengetahuan yang benar mengenai watak sejarah dan masyarakat itulah setiap kader nantinya diharapkan mau dan mampu berperan lebih aktif memberikan kontribusi pada HMI (menuliskan catatan sejarahnya sendiri).

Sejarah

Sejarah secara sederhana diartikan sebagai suatu berita-berita masa lampau. Ada juga yang mengartikannya sebagai sebuah rangkaian peristiwa masa lampau yang punya tujuan dan makna. Definisi sejarah sebenarnya tak terbatas pada pengertian ini, karena sejarah bisa dimasukkan ke dalam suatu pengetahuan tentang hukum-hukum yang menguasai manusia, yang kita kenal kemudian dengan sebutan sejarah ilmiah.

Penulisan sejarah sebagai suatu data-data yang disampaikan oleh sumber berita atau pewarta, tentunya dipengaruhi oleh kecenderungan tertentu yang dapat menyebabkan suatu sejarah menjadi tidak obyektif atau salah. Penyebab itu antara lain adalah;

Pertama, pemihakan terhadap suatu kepercayaan tertentu dan penerimaan yang begitu saja tanpa ada pengecekan ulang mengenai kebenarannya (obyektifitasnya) atau malah terlampau memutlakkannya.

Kedua, ketidaksanggupan memahami apa sebenarnya yang dimaksud oleh sumber berita sejarah (konteks kesejarahannya) dengan tepat mengenai suatu kejadian dikarenakan misalnya kabur dan rumitnya peristiwa yang terjadi tsb.

Ketiga, keinganan umum untuk mengambil hati orang yang berkedudukan tinggi (penguasa) lalu menuliskan pujian, menyiarkan kemashuran, dan mempersepsikan baik setiap tindakan mereka sehingga penulisan sejarah akhirnya menguntungkan penguasa.

Keempat, ketidaktahuan akan hukum-hukum watak dan perubahan masyarakat. Ketidaktahuan akan dinamika dan perubahan masyarakat inilah yang kemudian menjadi sebab utama kesalahan penulisan sejarah.

Kader dan Masyarakat HMI

Paling tidak ada dua kata yang harus jelas terlebih dahulu definisinya untuk memahami HMI. Yaitu kata individu (kader) dan kata masyarakat (HMI). Dalam rumusan rekonstruksi Nilai Dasar Perjuangan HMI, cukup jelas digambarkan mengenai Pandangan Dunia (ideologi) HMI dalam melihat peran individu dan peran masyarakat serta hubungan keduanya.

Individu dihargai sebagai pribadi yang merdeka dan mempunyai hak asasi. Sementara kefitriannya untuk bermasyarakat juga diakui. Individu (kader) adalah bagian dari masyarakat manusia. Berarti kepentingan perkaderan adalah berarti membicarakan bagaimana organisasi HMI ini mampu mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan kader. Seorang kader yang memasuki dunia HMI harus memahami konsep yang benar tentang hakikat manusia. Hal ini agar pengetahuannya yang benar tentang hakikat manusia menjadikan gerakan yang dibangunnya melalui HMI tidaklah bertentangan dengan hakikat kemanusiaan (gerakannya manusiawi).

Masyarakat dipahami sebagai sebuah senyawa sejati yang merupakan sintesis dari jiwa, pikiran dan hasrat. Sintesis ini lebih pada wujud budaya, bukan pada wujud fisik. Perbedaan potensi setiap individu dalam masyarakat kemudian melebur dan melahirkan satu identitas baru, yaitu jiwa kemasyarakatan yang di dalamnya tentu ada hukum atau konstitusi yang disepakati bersama.

Hubungan yang terbentuk kemudian antara individu (kader) dan organisasi (masyarakat/HMI) haruslah dilihat dari dua pengertian tadi, bahwa keduanya membentuk senyawa sejati. kader membutuhkan HMI dan HMI membutuhkan kader.

Bagaimana Menyikapi Sejarah HMI?

Ketika sudah diketahui bagaimana penulisan sejarah bisa menjadi tidak obyektif (salah), paling tidak ada dua cara menyikapinya yang bisa dilakukan oleh kader HMI;

Pertama, melakukan perenungan atau kontemplasi tentang hakikat dan filosofi dari sejarah

Kedua, melakukan analisis tentang bagaimana suatu peritiwa sejarah terjadi dan apa saja sebab-sebabnya.

Setiap individu (kader) tentu menginginkan keberadaannnya dalam suatu masyarakat dapat menampung jiwa, hasrat dan pikirannya yang fitrah. Karena itu landasan pergerakan suatu masyarakat hendak pula sesuatu dengan semangat tersebut. Sehingga dari kecocokan pemikiran individu dan kehendak masyarakat menjadikan individu rela memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Sejarah HMI ditulis dan disemangati oleh individu kader setiap zamannya, dan itu bisa saja menyimpang dari semangat fitrah kemanusiaan kader. Hal ini mengisyaratkan bahwa pemahaman yang benar tentang sejarah dan hubungan kader dengan HMI secara institusi, melingkupi pemahaman yang benar tentang dasar yang menjadi perjuangan bersama.

HMI adalah alat atau media perjuangan, bukan menjadi tujuan akhir dari gerakan. Seorang kader yang mampu melihat dan menyelami hakikat perjuangan manusia, akan mampu bertahan dan mengoptimalkan bagaimana seharusnya organisasi berperan, selain juga tidak akan lari dari kenyataan bahwa dalam suatu masyarakat (organisasi) dia akan menghadapi banyak perbenturan kepentingan.

Bagi seorang kader, membaca atau sejarah HMI berarti memahami hakikat individu dan peranannya dalam masyarakat, memahami hakikat dari suatu masyarakat, memahami apakah keberadaan dari suatu masyakat itu merupakan kemestian atau sesuatu yang berdiri sendiri, memahami sifat masyarakat, apakah dia homogen atau heterogen? Selain itu dia juga dituntut untuk memahami sejarah dan proses penulisannya dan semangat dari suatu periode sejarah, memahami sifat sejarah yang bersifat material atau tidak dan bagaimana sebenarnya filsafat sejarah itu sendiri?.

Dari kesemuanya ini nantinya kader HMI yang seorang mahasiswa itu, bisa menimbang dengan adil, maukah bergabung dan bertahan dalam masyarakat HMI karena menganggapnya merupakan suatu keharusan ataukah memilih aktifitas lain di luar HMI yang basis massa dan pola gerakannya hampir sama dengan HMI atau memilih tak memasuki suatu masyarakat ideologis apa pun. Cukup saja menikmati hidup dengan rajin mengikuti kuliah, nongkrong, pacaran atau menuliskan skripsi dan bekerja. (MH)


--

* Disampaikan pada LK I HMI Komisariat Hukum UNPAS Tgl 18 Januari 2003

** Penulis adalah mahasiswa P. Bahasa Inggris UPI, mengisi juga materi NDP di HMI Korkom UPI, Ketua Masyarakat Gemar Menulis dan Membaca (MGMM)